Minggu, 30 Maret 2014

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014

SURAT GEMBALA USKUP AGUNG MERAUKE
DALAM RANGKA MEMASUKI MASA PUASA 2014

Saudara-saudari
Kaum muda, para remaja dan anak-anak sekalian
Para Pastor, Bruder, Suster dan Petugas Gereja
Bapak Bupati, Bapak Distrik, dan Kepala Kampung
Bapak dan Ibu Dewan paroki, Bapak dan ibu Dewan Stasi
dan Semua umat beriman di tempat masing-masing

Syaloom

Tidak lama lagi, kita akan memasuki masa puasa / masa prapaska. Masa puasa / masa prapaska adalah waktu untuk menyiapkan diri untuk menyambut pesta kebangkitan Tuhan, dengan melakukan “perubahan atau pembaharuan hidup”. Perubahan atau pembaharuan hidup sering juga disebut pertobatan. Jadi, masa prapaska adalah masa untuk menggalang kekuatan agar bisa meninggalkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang membawa kita kepada dosa, dan memilih untuk hidup dalam kasih dan rahmat Tuhan.
Ada banyak cara untuk pembaharuan hidup, namun pada masa prapaska ini, kita semua tetap diajak untuk melakukan puasa dan pantang. Puasa dan pantang adalah tindakan yang kita pilih untuk mengendalikan diri agar kita menjadi lebih peka pada dorongan, keinginan dan ajakan yang mengurung kita pada kenikmatan, kemapanan, dan kepuasan diri sendiri, sehingga melupakan kebutuhan dan kehidupan orang lain. Ada 2 hari pantang dan puasa wajib, yaitu hari RABU ABU  dan hari JUMAT AGUNG.
Selama masa prapaska tahun ini, saya hendak menekankan betapa pentingnya peranan keluarga dalam menanamkan dan menumbuhkan benih iman dan keutamaan-keutamaan yang lahir dari iman katolik kepada anak-anak dan kaum muda kita. Anak-anak dan kaum muda adalah kekuatan gereja kita pada masa sekarang dan masa depan. Lebih-lebih, pada masa sekarang ini, ketika masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, berubah begitu cepat, ketika barang-barang dan tawaran-tawaran iklan begitu memikat, ketika pergaulan bebas, narkoba, miras, kemabukan, kekerasan terjadi di mana-mana, orang makin bingung dan sulit menentukan pilihan yang baik dan tepat.
Keluarga itu apa / keluarga itu siapa ?
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapa, mama dan anak-anak yang tinggal di suatu tempat di rumah / tempat.  Keluarga terjadi karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau karena diangkat sebagai anak. Anggota keluarga hidup dalam satu rumah tangga, bergaul satu sama lain dan punya peran masing-masing.  Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sabda Tuhan dalam kitab nabi Yoel 2:16 yang berbunyi: “Kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu”,  menunjukkan bahwa perhatian Tuhan kepada keluarga dan umat Allah begitu penting.  Sabda ini diserukan kembali kepada bangsa terpilih agar mereka kembali kepada Allah yang telah mencintai dan memperhatikan mereka, mereka hidup di jalan yang benar dan memperoleh keselamatan. Tuhan dan Sabda-Nya menjadi sumber kekuatan, pedoman dan pelita hidup mereka.
Saya menyebutkan beberapa peranan yang dijalankan keluarga adalah:
1.   Di bidang  pendidikan, keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan mereka.  
2.   Di bidang sosial, keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.  
3.   Di bidang perlindungan, keluarga berkewajiban untuk melindungi anggota keluarga supaya mereka sungguh-sungguh merasa aman.
4.   Di bidang ketenteraman hidup, keluarga menciptakan rasa aman dan suasana damai bagi seluruh anggota, sehingga ada komunikasi dan pergaulan yang baik, ada saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.   Di bidang keimanan, keluarga memperkenalkan dan menumbuhkan iman, serta mengajak anak dan anggota keluarga untuk mempraktekkannya dlaam hidup sehari-hari
6.   Di bidang ekonomi, kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan dengan baik supaya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.   Di bidang rekreasi, keluarga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, contohnya: nonton TV bersama, main halma, karaoke bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.   Di bidang masa depan, keluarga adalah rekan sekerja Tuhan untuk menghadirkan  keturunan yang akan meneruskan pembangunan bagi generasi selanjutnya.
Melalui peran yang begitu penting itu, para orang tua, guru, pemerintah dan semua lembaga  perlu menyadari bahwa mereka ini menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menyiapkan generasi penerus yang beriman, cerdas, dan berkepribadian baik untuk membangun gereja dan bangsa. Bersama rasul Paulus, saya ingin menyatakan hal ini: “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima” ( 2Kor 6:1 ).
Anak-anak kita perlu mendapatkan pengenalan dan pengertian serta pembelajaran iman dan kebaikan / keutamaan sejak kecil. Membuat tanda Salib, berdoa Salam Maria, Bapa Kami, Doa Tobat, adalah contoh-contoh doa yang dapat diajarkan oleh orangtua kepada anak-anak mereka. Benih-benih iman dan kebaikan itu sudah seharusnya ditanamkan dan disuburkan terus-menerus, sehingga ketika mereka memasuki masa remaja dan dewasa, mereka mempunyai pegangan hidup yang kuat. Mereka bangga akan iman katolik yang telah ditanamkan oleh para orangtua mereka di rumah, dan disuburkan oleh para guru agama di sekolah.
Begitu pula, berpantang bagi anak-anak yang belum berumur 17 tahun, dan berpuasa bagi mereka yang telah berumur 17 – 60 tahun dan tidak sakit, dapat diajarkan dan dipraktekkan di dalam keluarga. Bapa dan mama, adalah pelatih dan pembina, dan sekaligus penanggung jawab utama atas terlaksananya “kegiatan pantang dan puasa” di keluarga masing-masing. Berpantang dan berpuasa merupakan latihan pengendalian diri, dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan / keutamaan, misalnya pengorbanan, setia kawan, kerelaan untuk berbagi, kesabaran, kesetiaan, pengampunan, dan tahan menderita.
 Marilah pada masa prapaska ini, kita mengucap syukur atas anugerah Allah yang diberikan kepada keluarga-keluarga. Kita juga memohon rahmat, kekuatan dan bimbingan-Nya agar para orangtua dapat membina anak-anak mereka menjadi generasi masa depan yang cerdas dan dapat diandalkan dalam membangun gereja dan masyarakat. Semoga tobat dan amal kasih kita berkenan kepada-Nya dan berguna untuk kebaikan hidup sesama.


                                                        Merauke, 4 Maret 2014 
                                                 salam dan berkat dari uskupmu

                                                Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC