Kamis, 29 Oktober 2009

Perkembangan Wilayah Selatan

Beberapa waktu terakhir ini, tersiar berita bahwa sedang digodog di DPR RI "usulan pengembangan wilayah selatan Papua". Usulan pengembangan itu meliputi 2 hal: berdirinya Kabupaten Mindiptana dan Kotamadya Merauke. Bupati Merauke menyampaikan hal ini pada saat ramah tamah di kediamannya, di kompleks pertanian Wasur, 22 Oktober 2009 yang lalu.

Perkembangan wilayah ini, memang merupakan gerak lanjutan dari apa yang telah dimulai beberapa waktu yang lalu: munculnya Provinsi Papua Selatan. Bahkan sekitar bulan Maret / April 2009, telah ada penetapan Kurik sebagai Kota Terpadu Mandiri, oleh Mentri Percepatan Pengembangan Daerah Tertinggal.

Hal ini menunjukkan bahwa pemekaran merupakan suatu harapan dari masyarakat sekaligus tugas bagi Pemerintah Daerah dan jajarannya untuk meningkatkan mutu SDM, melalui pembangunan dan pengembangan di semua bidang kehidupan masyarakat. Pembangunan infrastruktur dan penambahan fasilitas sungguh amat diperlukan untuk membuka isolasi dan memasukkan barang-barang dan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakt.

Selain itu, pembangunan menuntut manusia-manusia pembangun yang banyak jumlahnya dan berkualitas, bermental baja dan siap ditempatkan di daerah terpencil. Mereka ini perlu membekali diri dengan kepercayaan diri dan kerelaan untuk berkorban demi kemajuan saudara-saudari mereka yang masih tertinggal. Meskipun gaji / imbalan yang mereka terima kurang memadai / sering terlambat, namun kalau mereka mau membuat usaha tambahan "masyarakat dan alam akan memberikan kepada mereka apa yang mereka butuhkan".

Kalau pada sekitar tahun 50 an para perintis wilayah selatan, baik para pastor atau suster ataupun kaum awam lainnya dapat hidup dalam situasi yang terbatas, saya yakin pada masa sekarang ini pun, siapa saja yang mau mengabdi di tanah ini, bila mau bekerja keras, tidak akan pernah kekurangan.

Dalam keyakinan iman, bisa dikatakan, Tuhan akan menyediakan apa yang mereka / kita butuhkan. Orang yang bekerja dengan rajin dan tulus, akan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan berkecukupan.

Senin, 19 Januari 2009

Musibah Kapal

Musibah Kapal di Asmat

“ Tiga dokter hilang, 24 selamat” dalam musibah tenggelamnya kapal di Asmat, demikian judul besar Koran harian Cendrawasih Pos”, tanggal 15 Januari 09. Pada kalimat pertama, koran tersebut memulai beritanya dengan ungkapan: “Giliran KM (Kapal Motor) Lisman Jaya Karam di Asmat. Judul tersebut amat berkaitan dengan musibah yang terjadi sebelumnya, yaitu tenggelamnya KM Teratai Prima di Perairan Pare-pare - Majene Sulawesi Selatan. KM ini mengangkut penumpang dengan tujuan Samarinda. Jumlah korban KM Teratai Prima sebanyak 250 orang, sampai hari ini masih 200 orang yang dinyatakan hilang.