Senin, 08 Februari 2010

RAMAH LINGKUNGAN

Dunia ini diciptakan Tuhan baik adanya (Kitab Kejadian pasal 1), agar semua makhluk dapat hidup damai, tenteram dan sehat turun-temurun. Dan memang demikian, pengalaman nenek moyang, orangtua dan kita yang lahir dan hidup di dunia ini. Begitu dilahirkan ke dunia ini, semua makhluk membutuhkan oksigen, udara yang bersih dan segar, lingkungan yang sehat, makanan dan minuman, dan semuanya itu sudah disediakan di alam ciptaan-Nya.

Menurut Kitab Kejadian itu pula, manusia diberi kuasa untuk memanfaatkan dan memelihara kehidupan dan kelangsungan hidup alam semesta ini dan segala isinya. Firman Tuhan itu disampaikan kepada manusia agar generasi selanjutnya juga mengalami ketenteraman, kedamaian, dan hidup sehat sejahtera. Alam semesta dan segala isinya bukan hanya untuk 1 generasi, tetapi untuk seluruh generasi sepanjang jaman.

Beberapa kecenderungan manusia dan / atau dunia industri pada puluhan tahun terakhir ini adalah
1. memperoleh kesejahteraan untuk dirinya, perusahaannya, kelompoknya atau daerahnya
2. memproduksi barang-barang, makanan-minuman cepat saji
3. menyediakan barang-barang yang murah dan menarik, meski tidak tahan lama
4. meninggalkan dunia pertanian yang menggunakan bibit / biji alami, dan mempercepat / mengembangkan teknologi kloning
5. menggunakan pupuk buatan pabrik
6. menggunakan pembungkus plastik dan sejenisnya yang sulit untuk didaur ulang
7. membuang sampah: plastik, minyak, obat, limbah industri di sembarang tempat
8. lupa mengatur tata kota / tata desa yang ramah lingkungan
9. lebih suka makanan yang enak, lezat dan makan di restoran, daripada makan makanan yang sehat
10. mengekploitasi alam dan mengambil isinya, tanpa menanam, memulihkan atau menyuburkan kembali
11. membangun fisik dengan kurang mempertimbangan kekuatan, ancaman dan topografi wilayah itu
12. tidak memahami "nilai-nilai sakral" yang dianut / dihidupi oleh masyarakat setempat sehingga daerah itu / hutan di wilayah itu / alam sekitarnya dibabat atas nama pembangunan dan modernisasi

Bagi penulis, "ramah lingkungan" berarti menyapa, memahami kehidupan alam dan manusia yang ada di wilayah itu. Dua unsur pokok ini: alam dan manusia, harus mendapat perhatian penuh. Perhatian ini bukan hanya pada bagian / kehidupan fisik (tanah, air, pepohonan dan kekayaan alam yang ada di dalamnya), tetapi kehidupan manusia yang utuh, yang menyangkut kebutuhan dan pengembangan badan,jiwa,roh sehingga manusia itu dapat hidup bahagia dan sejahtera.

Kalau demikian, "ramah lingkungan" bukan hanya memperhatikan kehidupan saat ini, dan untuk generasi yang ada sekarang ini, tetapi terlebih dan harus menjadi pilihan dan tekad pengelola / pemerintah / dan semua pihak: manusia dan generasi mendatang harus lebih sejahtera, lebih cerdas, dan lebih damai dan tenteram daripada generasi yang sekarang. Pengelolaan alam semesta oleh alat-alat moderen dan oleh para ahli, apalagi dibantu oleh negara-negara maju seharusnya justru mendatang kemakmuran yang lebih besar bagi semua orang.

Sebagai tolok ukur peningkatan "ramah lingkungan" saya kemukakan hal-hal ini:

1. Air minum makin berkualitas dan banyak jumlahnya
2. alam semesta makin subur dan menghasilkan buah-buah yang sehat dan segar
3. perumahan masyarakat makin teratur, bersih, indah dan enak dipandang
4. masyarkat makin sehat, jumlah anak kurang gizi / gizi buruk menurun
5. jalan-jalan, jembatan, pemasangan tiang lisrik makin teratur
6. sarana transportasi makin banyak, aman, tertib, dan lancar
7. Rumah makan, restoran, dan toko-toko menyediakan makanan yang mendukung kesehatan
8. di mana-mana ada kotak sampah untuk sampah basah, plastik, besi, dan kertas yang diangkut ke tempat pembuangan / daur ulang secara teratur
9. air sungai dan laut makin bersih
10. polusi udara di kota-kota besar makin menurun
11. jumlah kendaraan bermotor dibatasi (zero growth), sehingga ada jalur hijau, tempat resapan, tempat rekreasi, lapangan olah raga yang murah / gratis bagi warga masyarakat
12. sungai-sungai yang dangkal dikeruk tanahnya dan tanah kerukan itu dipakai untuk menimbun daerah rawa-rawa sehingga mengurangi nyamuk malaria.
13. saluran-saluran air diperbaiki / diperlebar agar buangan air dapat lebih lancar
14. pintu air diatur (saat dibuka dan saat ditutup) sehingga air laut tidak mengalir ke daerah pertanian dan merusak lingkungan / tanaman.
15. menanam kembali tanaman / pohon yang telah ditebang.

Kiranya pemikiran ini dapat menggugah para pembaca untuk lebih berani ambil bagian dalam usaha memajukan "ramah lingkungan" di wilayah / daerah kita masing-masing.