Jumat, 06 Mei 2011

MEMBANGUN MANUSIA

Membangun gedung atau membuat patung itu sulit, namun bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan minta bantuan orang-orang yang terampil, proyek itu dapat diselesaikan. Proyek fisik seperti ini, bisa diperkirakan biayanya dan berapa lama jangka waktu pengerjaannya.

Membangun manusia (SDM) jauh lebih sulit dan rumit, serta perlu jangka waktu yang panjang. Meski demikian, proyek kemanusiaan ini perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh karena SDM yang terampil merupakan kekuatan yang besar untuk membangun mereka dan generasi mereka sendiri.

Keuskupan telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan mutu SDM, di bidang kesehatan. Laporan kegiatan di bawah ini, merupakan bukti usaha peningkatan mutu SDM itu.

LAPORAN KEGIATAN
Penyuluhan Gosok Gigi yang Baik

A. Latar Belakang

Kesadaran masyarakat Stasi Sanggase Paroki Okaba, tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih sangat rendah, khususnya dalam hal kebersihan mulut dan gigi. Apalagi, mereka ini pemakan pinang dan sirih serta kapur sebagai pelengkapnya.
Keuskupan Agung Merauke (KAME) terpanggil untuk turut melaksanakan dan mempromosikan kesehatan karena merasa prihatan akan kesehatan masyarakat. KAME melalui para petugas kesehatan membuat pelatihan tentang kebersihan mulut dan gigi (menggosok gigi 2x sehari pada pagi dan sore sesudah makan atau sebelum tidur). Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat menyadari akan pentingnya kesehatan dan dapat mewujudkan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat terlebih kesehatan mulut dan gigi.
Kelompok peduli (para kader) yang sudah terbentuk ini diberi penyuluhan sebagai bekal agar kemudian mereka dapat meneruskannya kepada masyarakat sekitarnya.

B. Tujuan Umum
1. Memperkenalkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Memberikan informasi tentang kebersihan mulut dan gigi.

C. Tujuan Khusus
1. Memberikan informasi yang sehat dan bersih yang dimulai dari menggosok gigi 2x sehari / sesudah makan atau sebelum tidur.
2. Menyebarluaskan informasi yang didapat dan diberikan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.
3. Mengetahui pentingnya kesehatan mulut dan gigi.

D. Hasil Kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah :






D1.Rangkain kegiatan
Persiapan kegiatan dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan yaitu Tanggal 25 – 26 Januari 20011. Pada hari kamis Tgl 27 Januari 2011 Pukul 07.05 WIT, kami perawat keuskupan berangkat dari Okaba menuju Sanggase. Perjalanan ditempuh selama ±45 menit berhubung jalan agak jelek ( berlubang dan becek serta licin) sehingga agak sulit.
Tiba di Sanggase yaitu di pustu banyak masyarakat yang sakit sehingga kami melayani pasien dulu akibatnya, pelaksanaan kegiatan tertunda ±2jam.
Acara baru dilaksanakan ± pukul 10 pagi yang dihadiri 10 kader. Acara langsung dilaksanakan yang dibuka dengan doa, kemudian penyuluhan dilaksanakan yaitu tentang kebersihan mulut dan gigi. Sesudah itu diadakan Tanya jawab dengan kader soal kendala yang dialami para kader.
Acara kami tutup dengan doa dan makan siang bersama setelah itu kami pulang masing – masing kerumah kami.

D2. PESERTA
Peserta yang hadir 14 orang, terdiri dari ibu-ibu kader, bapak-bapak, 1 orang dari Puskesmas Okaba, 2 tenaga perawat dari Keuskupan dan 1 orang Pembimbing. Daftar hadir terlampir.

D3. PENYULUHAN (mohon semua dijabarkan)
- TOPIK : Cara Menggosok Gigi Yang Benar
- Nara Sumber: Sdri Lita dan Sdri Mita
- Tempat: di Pustu Stasi / Kampung Sanggase - Okaba
- Waktu : 1 hari kerja - tanggal 27 Januari 2011


1. HASILNYA
a. Pada saat kegiatan 10 peserta mendapat bantuan sikat gigi dan odol. Sikat gigi merek formula, dan pasta gigi pepsodent ukuran sedang.
b. Mereka sangat bersemangat mengikuti pelatihan, dan bertekad melanjutkan usaha gosok gigi di rumah masing-masing. Mereka juga bertekad untuk melatih anak-anak mereka, dan tetangga sekitar.
c. Mereka tidak mengajukan pertanyaan, karena kegiatan itu mudah dipahami dan mereka sebenarnya sudah lama mengenal gosok gigi.
d. Ada pertanyaan yang disampaikan: “Apakah para peserta ketika melanjutkan kegiatan gosok gigi kepada anak-anak mereka, akan mendapat bantuan alat-alat (sikat gigi dan odol) atau tidak”. Kami telah memberikan jawaban bahwa mereka akan mendapatkan bantuan alat-alat sesuai dengan yang dibutuhkan.
e. Untuk mengukur hasil penyuluhan: \
1). 1 KK terdiri atas 5 orang. Ada 20 KK yang mendapat sikat gigi. Maka, sikat gigi yang dibagikan berjumlah 100 buah. 1 KK mendapat 1 odol. Odol yang sudah diberikan berjumlah 20 buah. Ini diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.
2). Pada umumnya mereka tahu menggosok gigi, namun yang rajin melaksanakan kegiatan itu kira-kira 50 %. Alasannya: odol habis.
3). Mereka bersemangat, dan mau melanjutkan / menyebarluaskan kegiatan itu kepada orang lain. Namun, kegiatan itu terhenti ketika odol habis.
4). Meski ada kendala yang dihadapi para kader, setiap bulan tetap ada pertemuan. Hambatan-hambatan yang ada dievaluasi. Akan diusahakan pertemuan para kader dengan Kepala Distrik, supaya masyarakat bisa makin mandiri.

D4. PEMBELAJARAN

- Komunikasi antar kader untuk saling membagi pengalaman sudah terlaksana setiap bulan. Komunikasi yang baik ini memungkinkan adanya kerja sama yang makin baik antar sesama kadaer. 1 RT punya 1 kader, malah ada yang mengutus 2 kader.
- Dalam rangka mengupayakan masyarakat yang sehat, kegiatan ini perlu dilanjutkan dan dipantau terus.
- Dalam rangka menuju kemandirian, sedang dipikirkan andil mereka (dlm bentuk ikan, kelapa kering atau sagu) ketika mereka ikut kegiatan / untuk mendapatkan sikat gigi dan odol.

CATATAN:
Masyarakat Sanggase sangat merindukan dan membutuhkan pelayanan kesehatan yang tidak hanya mengobati tetapi juga peduli dengan keadaan mereka. Maksudnya adalah masyarakat perlu mendapatkan penyuluhan tentang PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), peningkatan gizi keluarga, pembuatan jamban keluarga (dalam kerja sama dengan Distrik), penyediaan air bersih.

E. KENDALA DAN REKOMENDASI

1. Kendala

• Keterbatasan SDM kader yang datang tidak tepat waktu karena mengurus anak, dan keperluan keluarga.
• Jumlah kader 10 orang untuk melayani 1 desa sebenarnya cukup. Mereka tidak punya penghasilan tetap, tidak digaji, dan tingkat pendidikan mereka rata-rata SMP, jaringan kerja mereka juga terbatas, sarana transportasi juga tidak ada.
• Pasien pada saat berobat memilih perawat yang mereka sukai (perawat keuskupan). Mereka tidak mau pergi berobat ke perawat Pustu. Ini disebabkan karena cara penyampaian, tutur kata, “konseling” yang dibutuhkan masyarakat tidak terpenuhi.

2. Rekomendasi

Keaktifan kader sangat diperlukan supaya pada akhirnya dapat mandiri dan program ini sebagai batu loncatan demi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat lebih baik.

- Ketika memberikan presentasi, amat baik dipergunakan gambar / alat peraga dan untuk para kader diberikan “buku pegangan”.
- 2 hari sebelum kegiatan, para kader bertemu untuk membicarakan persiapan dan mematangkan rencana kegiatan. Akan dibuat jadwal kegiatan secara tertulis dengan para petugas yang jelas.
- Akan diusahakan penyuluhan sesudah misa hari Minggu, sehingga umat yang bisa dijangkau jumlahnya banyak. Pada hari Senin, barulah dilaksanakan pengobatan. Hal ini akan lebih memungkinkan umat lebih fokus pada pengobatan.
- Sebagai tindak lanjut, pasien yang menderita sakit gigi / gigi berlobang, akan dirujuk ke puskesmas di Okaba, karena di sana ada peralatan dan dokter gigi.


Kegiatan kemanusiaan ini, dilaksanakan oleh manusia-manusia yang ingin agar sesamanya maju, berkembang dan hidup bahagia. Usaha yang demikian ini, sebenarnya merupakan "kerinduan batin manusia" agar dia bisa menyalurkan kebaikan dan nilai-nilai keutamaan yang ada di dalam dirinya. Mengapa demikian ? Karena ia yakin bahwa di dalam dirinya adalah "Yang Ilahi" yang mendorong dia untuk mewujudkan kebaikan itu.

Tidak ada komentar: